Rabu, 04 Januari 2017

Konservasi Sumber Daya Alam

Konservasi Sumber Daya Alam adalah sebagai suatu upaya pengelolaan SDA secara bijaksana dengan berpedoman pada azas pelestarian. SDA terbagi menjadi SDA nabati (Tumbuhan) dan SDA hewani (Non hayati). Menurut UU No. 5 Tahun 1990 tentang pengelolaan sumber daya hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan dan ketersediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

LATAR BELAKANG KONSERVASI
Manusia banyak melakukan kerusakan-kerusakan sehingga menimbulkan efek, antara lain berkurangnya persediaan air sehingga menimbulkan pencemaran, kekeringan dan kurangnya persediaan air bersih, dll. Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu pengelolaan ekosistem dengan baik dan lestari untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan hidup manusia, seperti dengan cara pelestarian,pemanfaatn yang seimbang serta studi penelitian-penelitian.

MANFAAT KONSERVASI
1.       Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya
2.       Terhindarnya dari bencana akibat perubahan alam
3.       Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan
4.       Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik makro maupun mikro
5.       Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan

CARA-CARA KONSERVASI
Wilayah objek pembangunan KSDA, terdiri dari :
1.       Pelestarian dalam hutan (insitu) : Hutan lindung, kawasan lindung, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian lingkungan
2.       Pelestarian diluar hutan (eksitu) : Kawasan konservasi laut, kawasan hutan lindung luar hutan, tempat penagkaran (Taman Safari).
Bentuk-bentuk kawasan konservasi, anatara lain :
1.         Kawasan Suaka Alam (Cagar alam, suaka margasatwa, Cagar Biosfer)
2.         Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam)
Upaya Konservasi SDA dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan :
1.       Perlindungan Sistem Peyangga Kehidupan
2.       Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
3.       Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Hutan merupakan salah satu SDA dan ekosistem, sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup harus dipertahankan kehabitatannya. Hutan terbagi menjadi :
1.       Hutan Lindung
2.       Hutan Produksi
3.       Hutan Suaka Alam
4.       Taman Nasional

ANVEG (ANALISA VEGETASI)
Anveg adalah cara mempelajari susunan dan bentuk struktur vegetasi / masyarakat tumbuhan.Tujuannya adalah :
1.       Menetapkan luas atau besarnya minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan
2.       Menetapkan jumlah minimal petak-petak contoh kecil yang diperlukan agar hasilnya mewakili keadaan tegakan.
Metode yang digunakan dalam enveg diantaranya, adalah :
Cara-cara dengan  petak :
1.       Cara petak tunggal
2.       Cara petak berganda
3.       Cara jalur transek atau garis berpetak
Cara tidak menggunakan petak :
1.       Cara Bitterlich
2.       Cara Kuadran
3.       Cara Berpasangan
HERBARIUM
Cara herbarium adalah cara untuk mengetahui jenis-jenis pohon atau tumbuhan dalam suatu hutan. Cara ini dilakukan karena keterbatasan jenis pohon yang jumlahnya sedikit.
1.       Herbarium Kering
a.       Alat dan Bahan :
  • Alkohol 70 %
  • Pisau / gunting
  • Kapas
  • Kertas Koran
  • Isolasi
  • Penjepit herbarium
  • Alat tulis
  • Kertas karton
  • Plastik
  • Tumbuhan untuk herbarium
b.      Cara Kerja :
  • Mengumpulkan bagian-bagian pohon (Selengkap mungkin)
  • Bunga atau daun yang segar
  • Bagian pohonnya kering dan jangan dipotong
  • Memberi label pada bagian tumbuhan yang diambil (nama tanaman, habitat, ukuran pohon, sistem percabangan, tanggal pengambilan)
  • Mengolesi bagian tumbuhan dengan alkohol 70 %, lalu diletakkan pada penjepit herbarium
  • Setiap lapisan terdiri dari karton, kertas penghisap, daun/ bungan, kertas penghisap, karton, kertas penghisap, dst
  • Tekan kertas dengan mengulir sekrup
  • Secara teratur sekrup diketatkan ( selama 3 minggu)
  • Setelah kering ambil dengan penjepit
  • Pasang label dan dibungkus plastik
2.       Herbarium Basah
Cara sama dilakukan pada tumbuhan, seperti algae, lumut dan tanaman air lainnya.

PLASTER CAST (ACUAN GIPS)
Plaster Cast merupakan salah satu cara inventarisasi, yaitu dengan cara penghitungan jejak kaki / track. Biasa ditemukan di tepi-tepi sungai, tempat berkubang atau tempat biasanya mereka minum. Ada cara menghitung jejak kaki :
1.       Penghitungan jejak yang dikombinasikan dengan identifikasi individual dari jejak kakinya.
2.       Perhitungan dengan jejak untuk digunakan sebagai contoh / sample count tanpa identifikasi individu.
Cara membuat plestercast (acuan gips)
1.       Alat dan bahan :
  • Plester / gips
  • Pengaduk
  • Air
  • Gelas / ember kecil
  • Pembersih foot print
  • Pisau pengungkit
2.       Cara kerja :
  • Tentukan foot print / jejak yang jelas dan sempurna (dibersihkan dari kotoran)
  • Masukkan gips kedalam ember untuk pembuatan pasta
  • Tambahkan air secukupnya sehingga kental, lalu diaduk
  • Tuangkan kedalam jejak sampai meluap. Mendapat rangka cast yang baik, batasi dengan kayu
  • Tunggu sampai plestercast keras, sebelum diangkat
  • Tuliskan tanggal, tempat, spesies, dan lain keterangan pada bagian belakang cest
  • Angkat cest dengan sebagian tanahnya, dengan pengungkit
  • Bersihkan cast dari tanah
  • Membawa hasil yang sudah jadi dibungkus dengan daun, kertas atau plastik
  • Keringkan cast hingga kering betul
  • Perbislah cast untuk mendapatkan lapisan yang berwarna kontras
  • Lalu melaporkan pada pihak berwenang

PENGAMATAN BURUNG
Dengan mengetahui kelimpahan suatu jenis burung kita dapat mengetahui kondisi lingkungan suatu daerah. Hasil pengamatan ini dapat dipakai acuan dalam menentukan upaya pelestarian lingkungan. Modal utam untuk mengamati burung adalah ketelatenan dan kesabaran. Syarat dalam pengamatan burung :
1.       Pakaian dengan warna tidak mencolok, topi lebar dan payung.
2.       Perlengkapan (Binokuler/teropong dan buku pengamatan)
3.       Alat tulis
4.       Alat perekam
5.       Kamera
Tata cara pengamatan :
1.       Waktu pengamatan (pagi atau sore)
2.       Tempat pengamatan burung ( taman-taman kota, sekita rumah, hutan, gunung, sawah dan pantai)
3.       Cara pengamatan (Nyaman dan terlindungi). Dalam keadaan duduk, jangan menimbulkan berisik.
Keterangan yang dicatat dalam sebuah pengamatan burung :
1.       Bentuk burung
2.       Warna burung
3.       Besar tubuh
4.       Tingkah laku burung
5.       Ciri khas (bentuk ekor atau jambul)
6.       Jumlah (taksiran)
7.       Nama burung
8.       Sketsa (Lokasi pengamatan, cuaca, waktu pengamatan, jenis-jenis burung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar